Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI: Menggelar Bimtek Kawasan Tanaman Obat Kapulaga di Pangandaran

Pangandaran – Buser Trans Online.

Direktorat Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) kawasan tanaman obat kapulaga di Kabupaten Pangandaran, yang berlangsung di Sekretariat Nasional Badan Usaha Milik Petani Korwil Provinsi Jawa Barat, tepatnya di dusun Sidahurip RT 02 RW 05 desa Cintakarya Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.Kamis ( 09/ Maret /2023).

Kadis Pertanian Pangandaran yang di wakili Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Restu Gumilar menyampaikan, ucapkan selamat datang kepada tim Direktorat Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia, beserta kepada para narasumber dari Kementan beserta tamu undangan yang hadir dalam kegiatan ini.

Bimtek hari ini di selenggarakan dalam rangka mendorong pembangunan pertanian di sektor Hortikultura, hususnya di komoditi tanaman obat kapulaga mendorong penumbuhan pengembangan kawasan kawasan kampung horti.

” Dengan di laksanakannya Bimtek di Kabupaten Pangandaran, karena Pangandaran itu adalah salah satu sentra penghasil kapulaga di Jawa Barat. Dan di antaranya sentra produksi di Kabupaten Pangandaran, paling besar adalah di Kecamatan Langkaplancar. Bahkan di Kecamatan lain juga sebetulnya banyak tanaman kapulaganya,”terangnya.

Menurut Restu Gumilar, berdasarkan catatan kurang lebihnya sekitar 6000 H, tanaman kapulaga dengan produksi rata rata setiap tahunnya di angka 1500 ton kapol kering se Kabupaten Pangandaran.

Adapun di lakukan Bimtek pada hari ini, di hadiri juga dari Direktorat pembenihan tanaman Hortikultura
dalam rangka mensosialisasikan cara untuk pelepasan pariatas kapulaga.

” Jadi Kapulaga kapulaga yang di tanam di Kabupaten Pangandaran saat ini belum jelas asal usulnya, misalkan durian itu kan ada durian montong, ada durian musangking. Nah kapol di Pangandaran ini, kapol apa,,? belum, hanya sebatas pengakuan dari masyarakat katanya kapol malabar pariatasnya.
Cuma belum di lepas secara resmi oleh Kementrian, sehingga pada hari ini di hadirkan nara sumber dari Direktorat pembenihan. Kemudian ada juga dari nara sumber dari Direktorat perlindungan tanaman Hortikultura,” ujarnya.

Dalam pertanaman atau pun budidaya apapun komoditas tanaman, biasanya ada serangan dari organisma pengganggu tanaman, atau pun penyakit tanaman, maka hari ini nara suber memberikan tehnik tehnik atau pun strategi untuk pengendalian OPT, sehingga dalam penanganan gangguan produksi tanaman itu, perlu strategi bagaimana paska panennya, pengolahan pasca panennya itu nanti bagaimana menangani hasil produksi, serta
perlu membangun kemitraan antara PT BUMP Kapulaga Berkah Pangandaran dengan pihak eksportir dari CV Suarna Indo Semesta.

Restu Gumilar menambahkan, beberapa waktu lalu sempat datang dari pihak eksportir ke Pangandaran dengan bertujuan untuk mengajak kerjasama jual beli, supaya petani atau pun pelaku usaha di Pangandaran bisa langsung pemotong rantai pasokan, diharapkan harga yang di terima petani lebih baik dari harga yang di terima saat ini, hanya prosesnya masih dalam tahapan karna belum di tandatangani kontrak kerjasamanya, cuman baru sebatas komunikasi awal.

” Saya dari pihak dinas Pertanian Pangandaran, berharap kedepan semua pihak yang terlibat, baik itu petani, petugas pendamping penyuluh, POPT dari pihak Asosiasi atau pun dari BUMP serta Dinas dan Kementrian terjalin sinergi, komunikasi terus berjalan secara baik, sehingga meskipun mungkin progresnya perlahan, tapi pasti mengarah ke kemajuan pembangunan sektor hortikultura Kabupaten Pangandaran,”pungkasnya.

Sementara Direktorat perlindungan hortikultura Ginting Tripamungkas mengatakan, Kami dari Direktorat perlindungan holtikultitura menyambut baik dengan di adakannya Bimtek untuk meningkatkan kapasitas petani kapulaga, terutama di Pangandaran ini untuk lebih meningkatkan kemampuan di dalam mengatasi mengendalikan serangan organi tumbuhan yang ada di wilayahnya. Terutama kami mengedepankan adanya pengendalian secara ramah lingkungan. Jadi kita mengurangi adanya penggunaan pesida kimia yang di harapkan nantinya prodaknya akan bersipat ramah lingkungan dan berdaya saing yang tinggi.

” Kami berharap dengan pengendalian ramah lingkungan ini, akan semakin banyak di lakukan oleh petani. Diperbanyak ke kelompok kelompok tani yang lain, sehingga tercipta pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, “terangnya.

Seraya di sampaikan Kordinator Tanaman Obat Direktorat Sayuran Tanaman Obat Dirjen Hortikultura, Ernawati HR SP. M.M, bahwa ia menyampaikan beberapa materi, yaitu 1: Pengenalan paritas dan bagaimana pelepasan paritas untuk kapulaga.
2: Pengelolaan Organis Pengganggu Tumbuhan ( OPT ) dari direktorat perlindungan.
3: Kebijakan dari direktorat pengolahan dan pemasaran hasil hortiltura.

” Kami menyampaikan tiga materi di depan peserta sebanyak 50 orang yang terdiri dari petani 40 orang, dari OPT 2 Orang, dari PPL 3 orang, dan dari dinas 3 orang peserta yang hadir hari ini,”ucapnya.

Selain itu, untuk bantuan buat para petani,pihaknya telah melaksanakan dari tahun ke tahun, karena memang di Pangandaran sentra kapulaga.

” Adapun bantuan yang di berikan untuk kapulaga yaitu, saprodi dan pupuk MPK, POC, PHC, serta kalo tahun lalu ada PTOC. Sedangkan di tahun ini ada asam humat,”ujarnya.

Sementara tujuan kami memberikan Bimtek ini, untuk peningkatan kapasitas petani dan pelaku usaha supaya mereka paham terkait bagaimana cara budidayanya, pengenalan paritasnya, mau melepas paritasnya seperti apa, pengelolaan OPT nya apabila terserang penyakit di lahan.

Selain itu dari sisi hilirnya, kami mendatangkan dari pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura, untuk pasilitas yang bisa di berikan dari PPHH dari Dirjen Hortikultura, yaitu dari segi hilirnya adalah, berupa solar dayerdrong dan di PPHH, dan itu tersedia solar dayerdrong kapasitas 300 kg, untuk pengering tenaga surya, serta bisa di maksimalkan sampai 55 Kg.

” Kami berharap, semoga kedepan petani kapulaga bisa berdiri sendiri, bisa menjual prodaknya sendiri tidak tergantung pada tengkulak atau pedagang pengepul, dimana pedagang pengepul itu banyak mengambil ke untungan di bandingkan petani itu sendiri. Jadi,,, saya mencoba untuk memotong mata rantai menyambungkan antara eksportir dengan petani,”pungkasnya.( Ateng Jaelani ).